Pembuatan Website

TIK Bisa Tingkatkan Kreativitas Guru dalam Mengajar

Jakarta – Pelatihan Google Workspace for Education yang saat ini tengah digelar disebut membuat guru bisa lebih mudah menguasai dan mengaplikasikan TIK dalam kegiatan belajar mengajar.
“Guru-guru yang ikut pelatihan ini sangat antusias dan senang karena menerima banyak manfaatnya. Bahkan ada yang sebelumnya tidak ikut, ingin mendaftarkan diri,” ujar Siswanto, Kepala Badan Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPTIKP Dikbud) Jawa Tengah, saat berbagi kisah tentang pelatihan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk guru-guru di jateng.

“Baca Juga : UMKM Bisa Punya Website Jualan dengan mudah

Tahun kemarin, kami gelar pelatihan untuk guru tiga angkatan, total 1.500 guru SMA, SMK, SLB, serta angkatan khusus pengawas SMA seluruh Jawa Tengah yang berjumlah 65 orang,” jelasnya.

Melihat antusiasme dari para peserta, BPTIK Jateng akan tetap menggelar pelatihan selanjutnya di tahun ini. Targetnya adalah sekitar 1.500 guru di seluruh Jawa Tengah dan dilakukan secara online.

Selain pelatihan daring, BPTIK juga menggelar pelatihan offline khusus untuk materi pembuatan video dan bahan ajar, tetapi jumlah peserta dibatasi maksimal 30 orang. Pelatihan ini juga memiliki target sasaran lainnya, yaitu pengurus Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).

“Pasalnya, mereka ini penggerak di sekolah masing-masing. Pelatihan ini khusus bagi mereka yang belum pernah ikut pelatihan. Targetnya sekitar 80 orang,” jelas Siswanto.

Siswanto pun merinci beberapa materi pelajaran yang disampaikan kepada para peserta pelatihan. Di antaranya, bagaimana aktivasi akun belajar.id, membuat kelas virtual, mengunggah materi, pembelajaran kolaboratif, diskusi online termasuk bikin Slide, dan Gmeet.

Baca Juga : Cara Google Lindungi Website dari pengguna berbahaya

“Selesai pelatihan, guru-guru yang mengikuti pelatihan mengatakan bahwa ini sangat membantu mereka untuk bisa menggunakan kelas virtual, serta konten digital, misalnya untuk membuat video pembelajaran. Ya, karena daring ini mereka mau gak mau dipaksa membuat video yang bisa diakses siswa, dan membuat media ajar, sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik,” ujarnya.

Sebelumnya, para guru mengaku menemukan kendala saat belajar daring. Misalnya, siswa mudah bosan karena tidak ada tatap muka. Kreativitas guru untuk mengemas media belajar inilah yang diperlukan.

Setelah guru-guru ini mendapat pelatihan dan menularkan ilmunya ke guru lain di masing-masing sekolah, Siswanto juga menerima beberapa permintaan untuk mengisi pelatihan TIK di daerah-daerah pelosok.

“Untuk pelatihan upgrading kemampuan TIK ini, guru juga bisa mengajukan agar kami datang, tapi harus berkelompok ya, tidak satu-satu. Guru bisa mengajukannya lewat surat secara langsung, atau melalui grup Whatsapp atau medsos serta website kami. Untuk daerah pelosok, kami pernah sampai ke Karangjambu, Banjarnegara. Kata orang, ini negeri di atas awan. Jalannya berkelok-kelok, tetap kami tempuh,” tutupnya.

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
admin

admin

related

Open chat
Hallo, Ada yang bisa kami bantu ?
Hallo, Ada yang bisa kami bantu ?